Mayoritas sistim pakaian untuk kegiatan outdoor yang sekarang dikenakan oleh Mountaineer, Hiker dan Trekker secara tak lansung didasarkan pada prinsip lapisan (layering principle). Dasar-dasar ide ini telah didokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun, dan dapat dipastikan bahwa ketika Anda membaca segala jenis literatur pendakian gunung, akan menemukan referensi untuk jenis sistem pakaian yang ada pada saat itu.
Prinsip-prinsip lapisan ini mungkin tidak akan pernah berubah, dan sepertinya hal ini pada umumnya didasarkan pada hukum ilmiah. Namun, jenis-jenis pakaian yang membentuk sistem lapisan/layering ini sudah berubah secara dramatis selama bertahun-tahun, dalam hal fungsi teknisnya, kenyamanan, dan fiturnya, ini masih akan berubah secara radikal hingga saat ini. Dalam 25 tahun terakhir, segudang sistem pakaian baru dan teknologi garmen telah diluncurkan, beberapa di antaranya telah menantang konsep pelapisan/layering tradisional yang telah bertahan dalam ujian waktu, sementara yang lain telah menghilang. Namun, hal yang terbaru, lebih banyak pada perkembangan yang radikal dalam hal teknologi pakaian outdoor yang mungkin secara permanen akan mengubah cara kita mengenakan lapisan tersebut.
Prinsip-prinsip Pertama
Tujuan dari semua sistem pakaian outdoor adalah untuk menjaga tubuh kita tetap nyaman saat berada di alam bebas. Sistim lapisannya terdiri dari beberapa lapisan pakaian yang berbeda, setiap lapisan memegang peran yang berbeda. Kombinasi yang benar dari lapisan tersebut akan memastikan suhu tubuh kita tetap konstan dan aman dalam segala kondisi cuaca. Sistem tersebut tetap fleksibel, karena memungkinkan pemakai untuk melepaskannya, atau memakainya, tergantung pada kondisi cuaca dan tingkat aktivitas. Sistem ini serba guna, seperti halnya banyak jenis, model dan pembuat pakaian outdoor yang bisa dikombinasikan untuk membuat sebuah sistim yang efektif. Lapisan apa pun yang digunakan sebagai bagian dari sistem pakaian outdoor biasanya akan masuk ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut yaitu:
- Lapisan Dasar (base layer)
- Lapisan Tengah(mid layer)
- Lapisan Luar (Outer Layer/Shell).
Lapisan Dasar (Base Layer)
Ini adalah lapisan pakaian yang menempel dekat dengan kulit. Lapisan dasar modern biasanya terbuat dari 100% polyester atau polypropylene, biasanya menggabungkan beberapa bentuk peregangan, dan dengan bobot yang berbeda. Ada yang dengan bobot lebih ringan untuk aktivitas berenergi tinggi pada kondisi cuaca yang lebih hangat. Ada juga dengan bobot berat sedang, sedikit lebih hangat, cocok dengan kondisi cuaca yang lebih dingin. Akhirnya, pakaian lapisan dasar yang berbobot lebih berat memiliki lebih banyak kualitas thermal, yang biasanya memiliki setengah releting di dada atau roll-neck dan dirancang untuk digunakan dalam kondisi yang sangat dingin.
Serat fiber yang membentuk bahan garmen pada lapisan dasar bekerja berdasarkan kombinasi dari kekuatan energi alami tubuh anda, dan serat fiber yang diolah ini menciptakan situasi push dan pull, di mana kelembaban didorong keluar dari pori-pori tubuh ke permukaan bagian dalam dari lapisan dasar. Serat dari lapisan dasar kemudian dengan cepat mengangkut (menarik/pull) uap air dari bagian dalam ke permukaan luar (proses yang dikenal sebagai ‘wicking’) di mana kelembaban secara alami akan menyebar dan menguap. Uap kelembaban tersebut kemudian siap untuk diangkut melalui lapisan berikutnya di dalam sistem.
Micro- Climate
Aktivitas kompleks yang ada pada permukaan kulit, dan juga di antara setiap lapisan pada sistem pakaian, kadang-kadang disebut sebagai ‘Micro Climate’, di mana berbagai jumlah keringat
(kelembaban dan kelembaban uap), menumpuk dan membaur, tergantung pada level aktivitas dan perbedaan suhu/Temperature differential (yang di sebut juga dengan “Delta T”dilambangkan dengan ΔT) diantara lapisan. Tujuan utama dari sistem layering adalah untuk mengelola Micro Climate individu ini dan dengan cepat memindahkannya atau memindahkan keringat melalui sistem ini.
Mid Layer
Mid layer garmen dipakai untuk memberikan insulasi thermal dengan menjebak udara hangat di sekitar tubuh dan dirancang agar kelembaban bisa mengalir dengan cepat dan efisien dari lapisan dasar ke lapisan luar. Bahan kain dengan tenunan terbuka dan tidak memiliki kemampuan menyerap adalah yang paling cocok untuk ini – contoh terbaiknya adalah bahan Fleece. Sebuah jaket fleece standar, tidak bisa mencegah angin masuk menembus sistem lapisan. Oleh karena itu, jika dikenakan pada hari yang berangin tanpa lapisan luar, udara hangat yang terperangkap di dalam sistem akan diganti dengan udara yang dingin dan pemakainya akan segera mulai terasa dingin. Sebuah contoh khas dari lapisan tengah akan mencakup semua jenis bahan fleece dan fiber pile, down, dan pakaian synthetic hollow-fiber. Jadi fungsi utama lapisan tengah (mid layer) ini adalah menghangatkan pengguna tapi Karena ketidak mampuannya untuk menahan angin maka di butuhkan lapisan berikutnya yaitu Outer Layer atau lapisan luar.
Outer Layer
Tujuan utama lapisan luar adalah untuk melindungi lapisan tengah dan lapisan dasar dari angin, hujan dan salju, sehingga memungkinkan lapisan-lapisan tersebut berfungsi secara efisien. Pakaian lapisan luar biasanya akan termasuk dalam salah satu dari empat kategori berikut:
- Windproof (breathable)
- Breathable dan water-resistant
- Waterproof
- Breathable dan waterproof
Bahan tahan angin (windproof) serta bernafas (breathable) biasanya terbuat dari tenunan erat nilon yang ringan dan bahan fiber dengan tingkat kerapatan yang tinggi (seperti Pertex). Lapisan luar ini akan melindungi isolasi lapisan tengah dari angin dingin dan karena kain jenis ini memiliki nilai RET (Resistance to Evaporative Transfer) yang rendah, maka sistem akan mempertahankan tingkat breathability yang tinggi, memastikan pemakainya tetap nyaman.
Lapisan luar yang kedap air dan tahan air biasanya diberi pelapis dengan lapisan DWR (Durable Water Repellency) untuk memberi perlindungan ekstra dalam hujan yang kecil atau salju. Garmen jenis ini menawarkan kompromi yang sangat baik antara perlindungan, bobot dan kinerja. Namun, dalam cuaca yang lebih parah lapisan luar yang sangat kedap air dan breathable akan sangat diperlukan.
Bahan tahan air yang tidak bernapas (non breathable) akan memberikan perlindungan yang sangat baik dari angin, hujan dan salju secara kondisi statis. Namun, karena nilai RET yang tinggi, bahkan selama aktivitas energi rendahpun, uap air tubuh tidak dapat keluar dari sistem dan akan mengembun di bagian dalam bahan. Kelembaban akan masuk ke lapisan dasar dan lapisan tengah serta akan mengorbankan seluruh sistem. Untuk mayoritas pengguna serius di gunung, bahan tahan air yang tidak breathable bukan lagi menjadi sebuah pilihan yang layak dipertimbangkan semenjak perkembangan dari bahan tahan air yang breathable.
Jenis pakaian lapisan luar berikut ini menawarkan perlindungan terbaik melawan angin, hujan dan salju. Bahan ini juga memungkinkan lapisan dasar dan lapisan tengah berfungsi secara efisien. Secara umum garmen yang menggabungkan kualitas tahan air dan kemampuan bernapas (breathable) ada dalam dua kategori berikut:
- Waterproof Breathable Membranes (contoh: Gore-Tex, Drilite Extreme)
- Waterproof Breathable Coatings (Contoh: Triple Point, Ceramic, Drilite Plus)
Breathable Membranes
Tipikal dari bahan membrane tahan air dan bernafas (breathable) terdiri dari sebuah wafer tipis, membrane buatan manusia ini yang mengandung jutaan pori-pori mikroskopis, masing-masing cukup besar untuk memungkinkan kelembaban uap (keringat) untuk lepas melewatinya, tetapi cukup kecil untuk mencegah lolosnya tetesan air (hujan). Suhu dan perbedaan tekanan di atas membrane (misalnya: hangat dan kering di dalam sistim lapisan, dingin dan / atau basah di luar) menyebabkan uap lembab bergerak keluar, inilah yang memberikannya kemampuan bernafas (breathability).
Breathable Coatings
Breathable coating (lapisan bernapas) dibuat dengan menyebarkan lapisan tipis resin langsung ke permungkaan bahan yang di beri lapisan ini. Ada dua jenis berbeda dari coating ini: mikroporous dan hidrofilik. Coating Mikroporous bekerja pada prinsip yang sama dengan mikroporous mebrane.
Lapisan hidrofilik (water-linking) bergantung pada bahan kimia dan sifat molekul molekul air. Ketika tubuh menghasilkan panas di dalam bahan garmen, ini akan memaksa uap air untuk menguap pada untaian polymer yang ada diantara coating bagian permukaan dalam dari bahan garmen tersebut. Uap air bergerak melalui sistem dari molekul ke molekul, lebih tepatnya bebas melalui fisik dari pori-pori mikroskopis. Saat tubuh menghasilkan lebih banyak uap air dan bahan garmen tersebut menjadi lebih basah, untaian polimer akan secara alami membesarkan ukurannya yang akan memungkinkan lebih banyak kelembaban uap air melewati sistim.
Bahan Alternatif
Pile/Pertex
Pada tahun 1986, sistem pakaian single layer pertama lahir, terdiri dari tumpukan serat poliester yang terikat pada shell Pertex. Pakaian yang terbuat dari Pile / Pertex adalah dirancang untuk dikenakan lansung pada kulit tanpa perlu banyak lapisan tambahan. Sistem ini mengandalkan panas tubuh untuk menggerakkan uap lengas dari kulit melalui tumpukan serat ke luar dari shell pertex, di mana kelembaban kemudian menyebar di permukaan bahan garmen dan menguap. Meskipun pakaian seperti itu tidak tahan air, setiap air hujan yang menembus sistem akan dihangatkan oleh tubuh dan digerakkan cepat mundur melalui tumpukan serat Pile dan Pertex.
Garmen Pertex/pile memiliki banyak kelebihan; cepat kering, sangat hangat selama aktivitas tinggi membuat bahan ini sangat berguna untuk pendakian musim dingin, harga yang relatif rendah, mudah diperbaiki dan ringan bobotnya dan tidak bulky. Namun, ketika digunakan selama aktivitas yang relatif rendah atau statis, kelembaban akan bertahan di dalam sistem dan pemakainya mungkin akan mulai merasa lembab, dingin dan sumuk.
Fleece yang Wind Resistant dan Windproof
Pengenalan pakaian dari bahan fleece yang mempunyai kemampuan perlindungan terhadap angin menyebabkan revolusi dalam pasar pakaian outdoor, karena hal ini memungkinkan lapisan isolasi yang paling popular ini untuk di gandakan penggunaannya sebagai lapisan luar untuk kondisi cuaca yang berangin sekalipun. Inovasi awal dari bahan fleece yang tahan angin ini terdiri dari bahan serat (fiber) yang ditenun sangat rapat sehingga tahan angin, tahan hujan ringan dan mampu menahan hawa hangat yang dihasilkan oleh tubuh. Untuk pendaki dan trekker ini berarti lapisan luar hanya akan dibutuhkan saat kondisi cuaca benar-benar buruk atau bahkan kadang-kadang mereka tidak membutuhkan sama sekali. Perkembangan bahan Fleece terus berlanjut dan segera menjadi pakaian outdoor paling serbaguna yang tersedia dipasaran. Kemajuan teknologi membuat pabrikan bisa mengembangkan pakaian Fleece yang benar-benar tahan angin yang terdiri dari membrane tahan angin dan bernapas yang diapit antara dua lapisan mikro-fleece. Gore-Windstopper dan Teknologi ‘Windbloc’ milik Malden Mills sekarang digunakan di sebagian besar produk fleece bermerek yang tahan angin.
Gambaran permulaan dari garmen tahan angin, adalah cukup berat, besar dan tidak terlalu bernapas, karena teknik laminatingnya dan terbatasnya jumlah permukaan kain dan liner yang tersedia. Namun, bahan ini memang memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap unsur-unsur alam, karena bahan ini menggunakan membrane, dan menjadikannya sangat water resistant dan hampir bisa dianggap waterproof. Saat ini, lebih banyak bahan fleece tahan angin yang moderen digabungkan dengan bahan yang jauh lebih ringan dan bahan liner, serta perbaikan dalam teknologi membrane dan laminatingnya telah meningkatkan tingkat dari kemampuan bernafas (breathability), kelenturan, dan bobot yang ringan. Sebutan terbaru untuk menggambarkan jenis bahan ini adalah ‘Soft-Shell’.
Bahan Soft Shell.
Konsep modern pakaian berbahan soft-shell sedang dibawa ke tingkat yang baru dan bisa dikatakan, akan menggantikan bahan fleece yang lama. Lebih banyak produk sedang dikembangkan dengan menggabungkan bahan ultra-ringan, dengan tenunan terbuka, lapisan serat mikro yang kemudian diikatkan (dilaminasi) atau dijahit menjadi bahan soft yang ringan serta windproof dan berkemampuan water repellent. Garment-garment ini memiliki ukuran packing yang kecil (sepertiga dari ukuran standar fleece), dan dapat dipakai sebagai outer shell dalam kondisi yang lebih ringan, atau dipakai dibawah bahan lapis luar yang lebih tahan dalam kondisi ekstrim, lebih dingin atau kondisi yang lebih basah.
Layering di abad 21
Generasi kedua dari sistem pakaian outdoor saat ini sedang diperkenalkan ke pasar pakaian outdoor. Bahan garment radikal yang baru ini bertujuan untuk lebih menggeser parameter tradisional dari konsep layering dengan menawarkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dan kenyamanan dalam satu lapisan, sehingga memungkinkan pengguna untuk memakai lebih sedikit, packing lebih sedikit dan menyederhanakan sitem pakaiannya yang ada sekarang.
Bagian dalam garmen menarik kelembapan dari kulit dan memungkinkannya menguap. Uap lembab kemudian didorong dengan cepat melalui membrane yang searah (tahan angin dan sangat water resistant), yang mencegahnya kembali. Setelah diangkut ke lapisan luar, kelembaban tersebut kemudian bisa menguap.
Karena hanya ada satu lapisan, produk-produk baru ini RET-nya jauh lebih rendah daripada lapisan dasar tradisional ditambah dengan windprotection, jadi bahan ini mempertahankan tingkat breathability yang luar biasa. Selain itu, karena membrane garmen terletak jauh lebih dekat ke kulit, uap air secara alami dipaksa melalui sistem pada tingkat yang lebih cepat karena lebih tinggi Deta T (ΔT) nya. Ini memastikan bahwa micro-climate yang hangat terdapat diantara garmen dan kulit, dan potensi terbentuknya kelembaban yang biasanya akan terjadi pada sistem layering tradisional sebagian besar bisa dihilangkan.
Masa depan.
Semakin banyak produk dari jenis ini akan diperkenalkan di pasar pakaian outdoor, dan meskipun teknologi yang digunakan dalam pakaian ini cukup radikal, namun keseimbangan sempurna dari garmen, perawatan, dan fitur lah yang pada akhirnya akan membuat sebuah sisitim pakaian outdoor yang ultimate. Tapi, belum ditemukan!
*) Sumber internet dan pengalaman pribadi