Skip to content

My Home in the Wild

A note from the freedom of the hills

Home
About This Blog
My Mountain Portfolio
My Bibliography
Adventures Quotes

My Home in the Wild

A Handbook for Trail Design, Construction, and Maintenance

August 30, 2020 admin e-book

Buku tentang panduan membuat jalan setapak jalur pendakian dan pemeliharaannya.

Download disini

Post navigation

Previous Post:Nature-Based Tourism, Environment And Land Management

Next Post:A Handbook on Trail Building and Maintenance

Others

Down Load Peta Topografi

November 6, 2024

Mountain Lodge di Gunung-Gunung Indonesia?

Bagaimana cara menulis jurnal perjalanan pendakian anda

Fiction Story

Kepada Bulan Ku Bercerita

December 22, 2009

Seperti biasa, selepas adzan magrib berkumandang Pandu selalu merenung di batuan yang menjorok ke jurang

Read more

Sepinya riak Citarik

February 26, 2008

“Windy….. hari ini tamunya dikit, kamu ngga usah turun ya….!!!” Teriak pak Hasan yang merupakan

Read more

Traveling

Penginapan murah meriah di sekitaran Bandung

September 1, 2014

Artikel ini saya sadur dari Detik tevel, saya posting ulang di blog saya ini selain

Read more

Wisata alam bebas di selatan Bandung

Menyebut nama Bandung, segera terlintas di kepala kita akan kota yang terkenal dengan makanan dan

Read more

Translation

Feature Article

Toko jual tenda murah dan bagus di Jakarta

Adventure Movie

Top 7 Unclimbed Mountain

Nanga Parbat (Reinhold Messner)

September 5, 2014

Storm over Everest

September 5, 2014

My Instagram

On progress, udah sampai pulau Jawa.

hendriagustin

•

On progress, udah sampai pulau Jawa.

9 hours ago

View on Instagram |

1/9

Hari ini 20 November adalah Anniversary ke 16 tahun, The Seven Summits of Indonesia. Tak terasa sudah 16 tahun telah memberi warna bukan saja untuk sebuah pencapaian bagi para pendaki gunung di Indonesia, tapi juga ikut membantu meningkatkan berkembangnya bisnis di bidang pendakian gunung. Semoga makin banyak pendaki Indonesia yang berhasil menuntaskan pendakian Tujuh Puncak Indonesia ini.

Semoga kita tetap bisa menjaga kelestarian gunung-gunung The Seven Summits of Indonesia.

#thesevensummitsofindonesia #indonesiamountains #beautifulindonesia🇮🇩 #acehsampaipapua #indonesiakeren

hendriagustin

•

Hari ini 20 November adalah Anniversary ke 16 tahun, The Seven Summits of Indonesia. Tak terasa sudah 16 tahun telah memberi warna bukan saja untuk sebuah pencapaian bagi para pendaki gunung di Indonesia, tapi juga ikut membantu meningkatkan berkembangnya bisnis di bidang pendakian gunung. Semoga makin banyak pendaki Indonesia yang berhasil menuntaskan pendakian Tujuh Puncak Indonesia ini. Semoga kita tetap bisa menjaga kelestarian gunung-gunung The Seven Summits of Indonesia. #thesevensummitsofindonesia #indonesiamountains #beautifulindonesia🇮🇩 #acehsampaipapua #indonesiakeren

1 day ago

View on Instagram |

2/9

Gimana kalau kita gasss... 😁😁 nyobain trekking ke basecamp gunung tertinggi di Asia Tenggara. Basecampnya doang 😊😊

#hkakaborazi #basecamphkakaborazi #trekpanjangasean

hendriagustin

•

Gimana kalau kita gasss... 😁😁 nyobain trekking ke basecamp gunung tertinggi di Asia Tenggara. Basecampnya doang 😊😊 #hkakaborazi #basecamphkakaborazi #trekpanjangasean

3 days ago

View on Instagram |

3/9

Peta kontur topografi gunung-gunung Indonesia sudah bisa di download di www.hendriagustin.com saat ini baru tersedia peta gunung di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, provinsi lain sedang progres pembuatan,maklum bikinnya nyicil sehari satu peta. Peta ini saya buat dengan menggunakan data dari tanahair.indonesia.go.id jadi data resmi dari pemerintah yang diolah jadi tampilan petanya.

Kenapa saya menyarankan pakai peta ini, karena informasi yang ditampilkan pada peta ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan peta bawaan dari aplikasi-aplikasi maping di smartphone yang hanya berupa garis kontur saja, sedangkan di peta pdf ini selain kontur, ada sungai, ada batas-batas jenis hutan (tutupan lahan), juga sudah ada jalurnya treknya yang saya buat berdasarkan data koleksi data GPS jalur pendakian, sehingga pengguna bisa mengetahui detail posisi medan dia berada.

Aplikasi yang bisa menggunakan peta PDF ini adalah Avenza Map, karena di aplikasi ini peta pdf bisa di upload dan digunakan secara offline tanpa sinyal data. Peggunaannya mudah, sangat disarankan untuk teman-teman pendaki gunung yang tidak menguasai navigasi darat. Mengetahui dimana posisi kita di peta saat kesasar atau salah tempuh jalan setapak akan mempermudah kita untuk bisa menentukan arah kemana kita mesti bergerak sehingga bisa keluar dari kondisi tersebut. Buat yang sudah expert mapping dan navigasinya mungkin ngga perlu kali ya 😊.

Disclaimer, saya bukan expert pemetaan, peta yang saya buat ini adalah hasil belajar otodidak dan dalam proses tersebut mendapat bimbingan seorang yang sudah ahli dalam pemetaan yaitu @delmuhtadin. Sewaktu menggunakan peta ini juga harus membaca ketererangan atau legenda peta agar informasi yang ada di peta bisa dipahami. Jika dilapangan ada yang tidak cocok dengan dipeta, itu kemungkinan karena kondisi lapangan sudah berubah sedangkan data yang ada di tanahair.indonesia.go.id belum di update.

Untuk link cara menggunakan peta ini di Avenza akan saya sertakan di kolom komentar, juga seorang content creator di IG pernah juga bikin video pendek cara menggunakan Avenza, mungkin bisa di cari.
#navigasimudah #avenzamaps #petatopografi #navigasidarat

Peta kontur topografi gunung-gunung Indonesia sudah bisa di download di www.hendriagustin.com saat ini baru tersedia peta gunung di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, provinsi lain sedang progres pembuatan,maklum bikinnya nyicil sehari satu peta. Peta ini saya buat dengan menggunakan data dari tanahair.indonesia.go.id jadi data resmi dari pemerintah yang diolah jadi tampilan petanya.

Kenapa saya menyarankan pakai peta ini, karena informasi yang ditampilkan pada peta ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan peta bawaan dari aplikasi-aplikasi maping di smartphone yang hanya berupa garis kontur saja, sedangkan di peta pdf ini selain kontur, ada sungai, ada batas-batas jenis hutan (tutupan lahan), juga sudah ada jalurnya treknya yang saya buat berdasarkan data koleksi data GPS jalur pendakian, sehingga pengguna bisa mengetahui detail posisi medan dia berada.

Aplikasi yang bisa menggunakan peta PDF ini adalah Avenza Map, karena di aplikasi ini peta pdf bisa di upload dan digunakan secara offline tanpa sinyal data. Peggunaannya mudah, sangat disarankan untuk teman-teman pendaki gunung yang tidak menguasai navigasi darat. Mengetahui dimana posisi kita di peta saat kesasar atau salah tempuh jalan setapak akan mempermudah kita untuk bisa menentukan arah kemana kita mesti bergerak sehingga bisa keluar dari kondisi tersebut. Buat yang sudah expert mapping dan navigasinya mungkin ngga perlu kali ya 😊.

Disclaimer, saya bukan expert pemetaan, peta yang saya buat ini adalah hasil belajar otodidak dan dalam proses tersebut mendapat bimbingan seorang yang sudah ahli dalam pemetaan yaitu @delmuhtadin. Sewaktu menggunakan peta ini juga harus membaca ketererangan atau legenda peta agar informasi yang ada di peta bisa dipahami. Jika dilapangan ada yang tidak cocok dengan dipeta, itu kemungkinan karena kondisi lapangan sudah berubah sedangkan data yang ada di tanahair.indonesia.go.id belum di update.

Untuk link cara menggunakan peta ini di Avenza akan saya sertakan di kolom komentar, juga seorang content creator di IG pernah juga bikin video pendek cara menggunakan Avenza, mungkin bisa di cari.
#navigasimudah #avenzamaps #petatopografi #navigasidarat

hendriagustin

•

Peta kontur topografi gunung-gunung Indonesia sudah bisa di download di www.hendriagustin.com saat ini baru tersedia peta gunung di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, provinsi lain sedang progres pembuatan,maklum bikinnya nyicil sehari satu peta. Peta ini saya buat dengan menggunakan data dari tanahair.indonesia.go.id jadi data resmi dari pemerintah yang diolah jadi tampilan petanya. Kenapa saya menyarankan pakai peta ini, karena informasi yang ditampilkan pada peta ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan peta bawaan dari aplikasi-aplikasi maping di smartphone yang hanya berupa garis kontur saja, sedangkan di peta pdf ini selain kontur, ada sungai, ada batas-batas jenis hutan (tutupan lahan), juga sudah ada jalurnya treknya yang saya buat berdasarkan data koleksi data GPS jalur pendakian, sehingga pengguna bisa mengetahui detail posisi medan dia berada. Aplikasi yang bisa menggunakan peta PDF ini adalah Avenza Map, karena di aplikasi ini peta pdf bisa di upload dan digunakan secara offline tanpa sinyal data. Peggunaannya mudah, sangat disarankan untuk teman-teman pendaki gunung yang tidak menguasai navigasi darat. Mengetahui dimana posisi kita di peta saat kesasar atau salah tempuh jalan setapak akan mempermudah kita untuk bisa menentukan arah kemana kita mesti bergerak sehingga bisa keluar dari kondisi tersebut. Buat yang sudah expert mapping dan navigasinya mungkin ngga perlu kali ya 😊. Disclaimer, saya bukan expert pemetaan, peta yang saya buat ini adalah hasil belajar otodidak dan dalam proses tersebut mendapat bimbingan seorang yang sudah ahli dalam pemetaan yaitu @delmuhtadin. Sewaktu menggunakan peta ini juga harus membaca ketererangan atau legenda peta agar informasi yang ada di peta bisa dipahami. Jika dilapangan ada yang tidak cocok dengan dipeta, itu kemungkinan karena kondisi lapangan sudah berubah sedangkan data yang ada di tanahair.indonesia.go.id belum di update. Untuk link cara menggunakan peta ini di Avenza akan saya sertakan di kolom komentar, juga seorang content creator di IG pernah juga bikin video pendek cara menggunakan Avenza, mungkin bisa di cari. #navigasimudah #avenzamaps #petatopografi #navigasidarat

1 week ago

View on Instagram |

4/9

Di Gunung Slamet tahun 1989, saat itu cuma naik berdua sama teman dan jalur pendakian ya dari Bambangan. Nginep dua malam, camp terakhir di dekat perbatasan vegetasi dan cadas. Sampai dipuncak sepi, ngga ada pendaki lain, jaman itu ngga ada istilah lautan awan, sempat mejeng dengan background lautan awan, tapi beda ya lihat eforia sama pendaki sekarang yang dapat lautan awan. Dulu lihat lautan awan biasa aja, namanya juga di ketinggian pasti diatas awan😁😁 selain itu juga menghemat roll film fujinya🤭🤭, Jadi cukup satu foto aja.

📷 foto 1: Mejeng di puncak background lautan awan.
📷 foto 2: Keadaan tugu penanda ketinggian Gunung Slamet kala itu.
📷 foto 3: Lokasi camp ke dua dekat perbatasan vegetasi dan cadas.

#throwback #gunungslamet #pendakijadul #pendakilawas

Di Gunung Slamet tahun 1989, saat itu cuma naik berdua sama teman dan jalur pendakian ya dari Bambangan. Nginep dua malam, camp terakhir di dekat perbatasan vegetasi dan cadas. Sampai dipuncak sepi, ngga ada pendaki lain, jaman itu ngga ada istilah lautan awan, sempat mejeng dengan background lautan awan, tapi beda ya lihat eforia sama pendaki sekarang yang dapat lautan awan. Dulu lihat lautan awan biasa aja, namanya juga di ketinggian pasti diatas awan😁😁 selain itu juga menghemat roll film fujinya🤭🤭, Jadi cukup satu foto aja.

📷 foto 1: Mejeng di puncak background lautan awan.
📷 foto 2: Keadaan tugu penanda ketinggian Gunung Slamet kala itu.
📷 foto 3: Lokasi camp ke dua dekat perbatasan vegetasi dan cadas.

#throwback #gunungslamet #pendakijadul #pendakilawas

Di Gunung Slamet tahun 1989, saat itu cuma naik berdua sama teman dan jalur pendakian ya dari Bambangan. Nginep dua malam, camp terakhir di dekat perbatasan vegetasi dan cadas. Sampai dipuncak sepi, ngga ada pendaki lain, jaman itu ngga ada istilah lautan awan, sempat mejeng dengan background lautan awan, tapi beda ya lihat eforia sama pendaki sekarang yang dapat lautan awan. Dulu lihat lautan awan biasa aja, namanya juga di ketinggian pasti diatas awan😁😁 selain itu juga menghemat roll film fujinya🤭🤭, Jadi cukup satu foto aja.

📷 foto 1: Mejeng di puncak background lautan awan.
📷 foto 2: Keadaan tugu penanda ketinggian Gunung Slamet kala itu.
📷 foto 3: Lokasi camp ke dua dekat perbatasan vegetasi dan cadas.

#throwback #gunungslamet #pendakijadul #pendakilawas

hendriagustin

•

Di Gunung Slamet tahun 1989, saat itu cuma naik berdua sama teman dan jalur pendakian ya dari Bambangan. Nginep dua malam, camp terakhir di dekat perbatasan vegetasi dan cadas. Sampai dipuncak sepi, ngga ada pendaki lain, jaman itu ngga ada istilah lautan awan, sempat mejeng dengan background lautan awan, tapi beda ya lihat eforia sama pendaki sekarang yang dapat lautan awan. Dulu lihat lautan awan biasa aja, namanya juga di ketinggian pasti diatas awan😁😁 selain itu juga menghemat roll film fujinya🤭🤭, Jadi cukup satu foto aja. 📷 foto 1: Mejeng di puncak background lautan awan. 📷 foto 2: Keadaan tugu penanda ketinggian Gunung Slamet kala itu. 📷 foto 3: Lokasi camp ke dua dekat perbatasan vegetasi dan cadas. #throwback #gunungslamet #pendakijadul #pendakilawas

1 week ago

View on Instagram |

5/9

Setelah ngoprek-ngoprek beberapa aplikasi android smartphone untuk navigasi, saya menemukan hanya aplikasi Avenza Maps yang bisa diupload dan digunakan untuk peta dengan jenis file PDF, dan dipakai secara offline. (Tolong dikoreksi jika teman-teman ada menemukan yang lain). Lalu apa kelebihan jika bisa pakai peta berjenis file PDF? Kelebihannya kita bisa pakai peta yang lebih detail tanda-tanda alamnya, kalau di peta bawaan dari aplikasi navigasi petanya hanya berupa peta kontur saja tidak ada sungai, batas hutan, danau/telaga. Kalau peta PDF yang dibuat dengan pemetaan ala BIG (Badan Informasi Geospasial) itu lengkap, tanda-tanda alamnya. Jadi saat menggunakannya informasi yang kita dapat lebih detail. Semua informasi tanda-tanda alam itu sangat berguna saat kita kesasar. Yang tidak menguasai navigasi daratpun bisa menggunakan Avenza Maps.

Namun perlu diingat fungsi GPS pada smartphone hanyalah sebuah fitur tambahan, jadi kemampuan receiver GPS pada smartphone tidak sebaik pada GPS handheld yang memang di produksi untuk keperluan itu, contoh GPS Garmin, Magelan dan lainnya. Bahkan masing-masing merek smartphone pun akan berbeda kemampuan recievernya. Saat menggunakan GPS smartphone selalu cek akurasinya. Jika akurasinya 10 meter, itu artinya posisi anda berada "somewhere" didalam diameter 10 meter tersebut.

📷 foto adalah perbandingan tampilan peta pada aplikasi smartphone untuk lokasi yang sama yaitu gunung Talakmau sumatera barat.
Foto 1: Avenza Maps dengan peta PDF yang diupload.
Foto 2: Offlinemaps dengan petanya.
Foto 3: Backcountry Navigator dengan petanya.

#wildernessnavigation #navugasidarat #mappingapps #navigasimudah

Setelah ngoprek-ngoprek beberapa aplikasi android smartphone untuk navigasi, saya menemukan hanya aplikasi Avenza Maps yang bisa diupload dan digunakan untuk peta dengan jenis file PDF, dan dipakai secara offline. (Tolong dikoreksi jika teman-teman ada menemukan yang lain). Lalu apa kelebihan jika bisa pakai peta berjenis file PDF? Kelebihannya kita bisa pakai peta yang lebih detail tanda-tanda alamnya, kalau di peta bawaan dari aplikasi navigasi petanya hanya berupa peta kontur saja tidak ada sungai, batas hutan, danau/telaga. Kalau peta PDF yang dibuat dengan pemetaan ala BIG (Badan Informasi Geospasial) itu lengkap, tanda-tanda alamnya. Jadi saat menggunakannya informasi yang kita dapat lebih detail. Semua informasi tanda-tanda alam itu sangat berguna saat kita kesasar. Yang tidak menguasai navigasi daratpun bisa menggunakan Avenza Maps.

Namun perlu diingat fungsi GPS pada smartphone hanyalah sebuah fitur tambahan, jadi kemampuan receiver GPS pada smartphone tidak sebaik pada GPS handheld yang memang di produksi untuk keperluan itu, contoh GPS Garmin, Magelan dan lainnya. Bahkan masing-masing merek smartphone pun akan berbeda kemampuan recievernya. Saat menggunakan GPS smartphone selalu cek akurasinya. Jika akurasinya 10 meter, itu artinya posisi anda berada "somewhere" didalam diameter 10 meter tersebut.

📷 foto adalah perbandingan tampilan peta pada aplikasi smartphone untuk lokasi yang sama yaitu gunung Talakmau sumatera barat.
Foto 1: Avenza Maps dengan peta PDF yang diupload.
Foto 2: Offlinemaps dengan petanya.
Foto 3: Backcountry Navigator dengan petanya.

#wildernessnavigation #navugasidarat #mappingapps #navigasimudah

Setelah ngoprek-ngoprek beberapa aplikasi android smartphone untuk navigasi, saya menemukan hanya aplikasi Avenza Maps yang bisa diupload dan digunakan untuk peta dengan jenis file PDF, dan dipakai secara offline. (Tolong dikoreksi jika teman-teman ada menemukan yang lain). Lalu apa kelebihan jika bisa pakai peta berjenis file PDF? Kelebihannya kita bisa pakai peta yang lebih detail tanda-tanda alamnya, kalau di peta bawaan dari aplikasi navigasi petanya hanya berupa peta kontur saja tidak ada sungai, batas hutan, danau/telaga. Kalau peta PDF yang dibuat dengan pemetaan ala BIG (Badan Informasi Geospasial) itu lengkap, tanda-tanda alamnya. Jadi saat menggunakannya informasi yang kita dapat lebih detail. Semua informasi tanda-tanda alam itu sangat berguna saat kita kesasar. Yang tidak menguasai navigasi daratpun bisa menggunakan Avenza Maps.

Namun perlu diingat fungsi GPS pada smartphone hanyalah sebuah fitur tambahan, jadi kemampuan receiver GPS pada smartphone tidak sebaik pada GPS handheld yang memang di produksi untuk keperluan itu, contoh GPS Garmin, Magelan dan lainnya. Bahkan masing-masing merek smartphone pun akan berbeda kemampuan recievernya. Saat menggunakan GPS smartphone selalu cek akurasinya. Jika akurasinya 10 meter, itu artinya posisi anda berada "somewhere" didalam diameter 10 meter tersebut.

📷 foto adalah perbandingan tampilan peta pada aplikasi smartphone untuk lokasi yang sama yaitu gunung Talakmau sumatera barat.
Foto 1: Avenza Maps dengan peta PDF yang diupload.
Foto 2: Offlinemaps dengan petanya.
Foto 3: Backcountry Navigator dengan petanya.

#wildernessnavigation #navugasidarat #mappingapps #navigasimudah

hendriagustin

•

Setelah ngoprek-ngoprek beberapa aplikasi android smartphone untuk navigasi, saya menemukan hanya aplikasi Avenza Maps yang bisa diupload dan digunakan untuk peta dengan jenis file PDF, dan dipakai secara offline. (Tolong dikoreksi jika teman-teman ada menemukan yang lain). Lalu apa kelebihan jika bisa pakai peta berjenis file PDF? Kelebihannya kita bisa pakai peta yang lebih detail tanda-tanda alamnya, kalau di peta bawaan dari aplikasi navigasi petanya hanya berupa peta kontur saja tidak ada sungai, batas hutan, danau/telaga. Kalau peta PDF yang dibuat dengan pemetaan ala BIG (Badan Informasi Geospasial) itu lengkap, tanda-tanda alamnya. Jadi saat menggunakannya informasi yang kita dapat lebih detail. Semua informasi tanda-tanda alam itu sangat berguna saat kita kesasar. Yang tidak menguasai navigasi daratpun bisa menggunakan Avenza Maps. Namun perlu diingat fungsi GPS pada smartphone hanyalah sebuah fitur tambahan, jadi kemampuan receiver GPS pada smartphone tidak sebaik pada GPS handheld yang memang di produksi untuk keperluan itu, contoh GPS Garmin, Magelan dan lainnya. Bahkan masing-masing merek smartphone pun akan berbeda kemampuan recievernya. Saat menggunakan GPS smartphone selalu cek akurasinya. Jika akurasinya 10 meter, itu artinya posisi anda berada "somewhere" didalam diameter 10 meter tersebut. 📷 foto adalah perbandingan tampilan peta pada aplikasi smartphone untuk lokasi yang sama yaitu gunung Talakmau sumatera barat. Foto 1: Avenza Maps dengan peta PDF yang diupload. Foto 2: Offlinemaps dengan petanya. Foto 3: Backcountry Navigator dengan petanya. #wildernessnavigation #navugasidarat #mappingapps #navigasimudah

2 weeks ago

View on Instagram |

6/9

Saya tidak begitu setuju sepenuhnya dengan perkataan "gunung anu cocok untuk pemula, gunung ono ngga cocok bagi pemula". Karena ada anggapan pemula itu harus selalu mulai dengan yang mudah terlebih dahulu. Menurut saya bisa aja pendaki pemula mulai dengan gunung yang susah, misalnya dia lansung mendaki Leuser atau lansung mendaki Carstensz.

Tapiiiiii..... Nah ada tapinya nih, sipemula yang mau lansung mendaki gunung yang dikatagorikan sulit untuk pemula oleh khalayak pendaki itu, harus mempersiapkan fisik, mental dan skill nya yang memang sepadan untuk menghadapi medan gunung yang sulit tersebut. Jadi meskipun dia pemula, belum pernah naik gunung, namun dia mempersiapkan fisik, mental dan skill nya yang dibutuhkan untuk mendaki gunung tersebut serta juga mempelajari detail tentang gunung yang akan dia daki itu. Maka dia bisa mendaki gunung itu.

Expert itu dimulai dari pemula, pemula yang mau membuat dirinya menjadi expert. Pemula yang berkualitas, bukan yang kaleng-kaleng 😁. Jangan berkecil hati untuk pemula.

📷 Foto pemanis waktu pertama kali mencoba mendaki gunung di musim dingin, di gunung Yatsu Ga Take, Jepang. Waktu itu saya belum pernah mendaki gunung salju, jadi bisa dibilang saya pemula untuk bidang itu, tapi jika saya tidak mulai kapan lagi saya akan merasakannya. Jadi saya mendaki gunung ini saat summer dan mempelajari medannya, lalu cari kenalan pendaki dan cari tahu dimana saya bisa ambil training pendakian winter di Tokyo. Singkat cerita akhirnya dapat tempat trainingnya dan mulai belajar dan setelah praktek beberapa kali, akhirnya saya coba lansung pendakian solo winter saya di tahun 1993. Gunung ini tidak sepi juga, ada pendaki lain yang ketemu selama pendakian. Saya pemula di pendakian bersalju kala itu, tapi dengan persiapan yang baik saya telah mampu melakukannya. Jadi "Pemula" You can doit, tapiiiiii.... 😊

#pendakipemula #mountainskills #mountainsafety

hendriagustin

•

Saya tidak begitu setuju sepenuhnya dengan perkataan "gunung anu cocok untuk pemula, gunung ono ngga cocok bagi pemula". Karena ada anggapan pemula itu harus selalu mulai dengan yang mudah terlebih dahulu. Menurut saya bisa aja pendaki pemula mulai dengan gunung yang susah, misalnya dia lansung mendaki Leuser atau lansung mendaki Carstensz. Tapiiiiii..... Nah ada tapinya nih, sipemula yang mau lansung mendaki gunung yang dikatagorikan sulit untuk pemula oleh khalayak pendaki itu, harus mempersiapkan fisik, mental dan skill nya yang memang sepadan untuk menghadapi medan gunung yang sulit tersebut. Jadi meskipun dia pemula, belum pernah naik gunung, namun dia mempersiapkan fisik, mental dan skill nya yang dibutuhkan untuk mendaki gunung tersebut serta juga mempelajari detail tentang gunung yang akan dia daki itu. Maka dia bisa mendaki gunung itu. Expert itu dimulai dari pemula, pemula yang mau membuat dirinya menjadi expert. Pemula yang berkualitas, bukan yang kaleng-kaleng 😁. Jangan berkecil hati untuk pemula. 📷 Foto pemanis waktu pertama kali mencoba mendaki gunung di musim dingin, di gunung Yatsu Ga Take, Jepang. Waktu itu saya belum pernah mendaki gunung salju, jadi bisa dibilang saya pemula untuk bidang itu, tapi jika saya tidak mulai kapan lagi saya akan merasakannya. Jadi saya mendaki gunung ini saat summer dan mempelajari medannya, lalu cari kenalan pendaki dan cari tahu dimana saya bisa ambil training pendakian winter di Tokyo. Singkat cerita akhirnya dapat tempat trainingnya dan mulai belajar dan setelah praktek beberapa kali, akhirnya saya coba lansung pendakian solo winter saya di tahun 1993. Gunung ini tidak sepi juga, ada pendaki lain yang ketemu selama pendakian. Saya pemula di pendakian bersalju kala itu, tapi dengan persiapan yang baik saya telah mampu melakukannya. Jadi "Pemula" You can doit, tapiiiiii.... 😊 #pendakipemula #mountainskills #mountainsafety

1 month ago

View on Instagram |

7/9

Akhir-akhir ini banyak kejadian pendaki kecelakaan dan kesasar di gunung, kejadian di Gn. Rinjani, Gn. Slamet dan Gn. Wilis. Sudah bukan rahasia umum banyak pendaki yang baru menggeluti kegiatan pendakian gunung menganggap tidak penting untuk mempelajari dan menguasai skill terkait kegiatan mendaki gunung. Ada anggapan buat apa, toh jalan gunungnya keliatan jelas dan banyak orang juga.

Mereka lupa dengan ungkapan "Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih" Bahkan pendaki yang well prepared sekalipun tetap beresiko untuk apes di gunung, dan seperti yang pernah dikatakan oleh seorang pendaki Austria yang mejadi pendaki pertama mendaki Puncak Nanga Parbat bernama Hermann Buhl.
"Mountains have a way of dealing with overconfidence".
Jadi percaya diri boleh tapi jangan menjadi " Terlaluuu" Kata Rhoma Irama 😁 sehingga menjadi jumawa.

📷 foto pemanis, saat sedang berusaha mengabadikan teman ketika menyeberangi anak sungai alas di jalur lama pendakian Leuser tahun 2008.

#mountainaccident #mountainsafety #mountainskills

hendriagustin

•

Akhir-akhir ini banyak kejadian pendaki kecelakaan dan kesasar di gunung, kejadian di Gn. Rinjani, Gn. Slamet dan Gn. Wilis. Sudah bukan rahasia umum banyak pendaki yang baru menggeluti kegiatan pendakian gunung menganggap tidak penting untuk mempelajari dan menguasai skill terkait kegiatan mendaki gunung. Ada anggapan buat apa, toh jalan gunungnya keliatan jelas dan banyak orang juga. Mereka lupa dengan ungkapan "Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih" Bahkan pendaki yang well prepared sekalipun tetap beresiko untuk apes di gunung, dan seperti yang pernah dikatakan oleh seorang pendaki Austria yang mejadi pendaki pertama mendaki Puncak Nanga Parbat bernama Hermann Buhl. "Mountains have a way of dealing with overconfidence". Jadi percaya diri boleh tapi jangan menjadi " Terlaluuu" Kata Rhoma Irama 😁 sehingga menjadi jumawa. 📷 foto pemanis, saat sedang berusaha mengabadikan teman ketika menyeberangi anak sungai alas di jalur lama pendakian Leuser tahun 2008. #mountainaccident #mountainsafety #mountainskills

1 month ago

View on Instagram |

8/9

"Mendaki Carstensz udah kayak mendaki keluar negeri aja mahalnya, bahkan mendaki puncak bersalju 6000an di Nepal jauh lebih murah ya bang", demikian sebuah pendapat diutarakan ke saya. Menurut saya semua tergantung sisi pandang tujuan mendaki. Kalau ingin merasakan pengalaman high altitude dan pendakian bersalju memang puncak-puncak 6000an di Nepal jauh OK serta lebih murah dari pada Carstensz. Namun jika tujuannya adalah mendaki salah satu puncak yang termasuk dalam world 7 summits, maka jelas harga yang di bayarkan untuk mendaki Carstensz akan " worth to pay" Lah 😊.

Jadi kalau sangat-sangat perduli dengan cost yang dikeluarkan, Carstensz akan menjadi sangat mahal, terus cuma 4000an lagi, lebih baik ke puncak-puncak 6000an Nepal aja, banyak pilihannya dan merasakan altitude yang lebih tinggi dari pada Carstensz.

"Jadi Carstensz jauh lebih prestise dong bang" Berlanjut lagi obrolannya.

Beda-beda prestise lah, kembali lagi sisi pandang tujuan mendakinya itu apa? Meski puncak 6000an itu tidak termasuk dalam titik puncak terkenal kayak Carstensz, namun bisa mencapai ketinggian 6000an bukankah sebuah pencapain tersendiri? Sudah pasti ada dong nilai prestise nya.

📷Foto pemanis salah satu pojok iconik di jalur pendakian Carstensz. "Kandang Babi"
Foto by :@shabolly

#marimendakigunung #explorefurther #obrolanpagi

hendriagustin

•

"Mendaki Carstensz udah kayak mendaki keluar negeri aja mahalnya, bahkan mendaki puncak bersalju 6000an di Nepal jauh lebih murah ya bang", demikian sebuah pendapat diutarakan ke saya. Menurut saya semua tergantung sisi pandang tujuan mendaki. Kalau ingin merasakan pengalaman high altitude dan pendakian bersalju memang puncak-puncak 6000an di Nepal jauh OK serta lebih murah dari pada Carstensz. Namun jika tujuannya adalah mendaki salah satu puncak yang termasuk dalam world 7 summits, maka jelas harga yang di bayarkan untuk mendaki Carstensz akan " worth to pay" Lah 😊. Jadi kalau sangat-sangat perduli dengan cost yang dikeluarkan, Carstensz akan menjadi sangat mahal, terus cuma 4000an lagi, lebih baik ke puncak-puncak 6000an Nepal aja, banyak pilihannya dan merasakan altitude yang lebih tinggi dari pada Carstensz. "Jadi Carstensz jauh lebih prestise dong bang" Berlanjut lagi obrolannya. Beda-beda prestise lah, kembali lagi sisi pandang tujuan mendakinya itu apa? Meski puncak 6000an itu tidak termasuk dalam titik puncak terkenal kayak Carstensz, namun bisa mencapai ketinggian 6000an bukankah sebuah pencapain tersendiri? Sudah pasti ada dong nilai prestise nya. 📷Foto pemanis salah satu pojok iconik di jalur pendakian Carstensz. "Kandang Babi" Foto by :@shabolly #marimendakigunung #explorefurther #obrolanpagi

1 month ago

View on Instagram |

9/9

View on Instagram

View my Flipboard Magazine.

My Link

WordPress Theme: Gambit by ThemeZee.

Translate »