Wangi sepagi ini kekasih
jemput kehadiran mentari yang tampak malu-malu
membiaskan sinarnya pada kuncup-kuncup edelweiss itu
sepoy anginmu pun nakal memainkan anak-anak rambutku
dan wangi tanah basah tercampur semerbak edelweissmu
seakan menyeruak mewangi diseantero lembah ini
heningmu seakan makin memaku aku terpaku
dan enggan beranjak
Tegal Alurku
ingatkah kau galaunya riak sungai kecilmu yang bening itu?
saat dimana aku selalu diam terpaku
dan membantin akan sebuah cerita rindu
masih jelas terasa dinginnya kabutmu
mampu meredakan gemuruh emosi didadaku
ah… Tegal Alurku
tumpah sudah asa ini akan sebuah kehangatan
bagai hangatnya mentari yang menyembul dibalik kabutmu itu
sewindu sudah rasanya,
dan kali kecilmu itupun sudah tak seindah dulu
namun keheninganmu tetap ramah menyambutku….
*Tegal Alur – Gunung Papandayan 03 Oct 2010